Selasa, 02 Agustus 2011

Jangan Rakus Saat Buka dan Sahur

Banyak orang heran dan mengeluh mengapa berat badan mereka justru bertambah seusai puasa. Kita juga tidak kaget dengan fenomena tahunan di negara kita: naiknya permintaan bahan pangan menjelang dan selama puasa. Tingginya peningkatan ini bahkan menyebabkan melonjaknya harga bahan tersebut hingga beberapa ratus persen.

Jika merenungkannnya secara mendalam, kita seharusnya prihatin dengan fenomena tersebut. Betapa tidak? Pada bulan puasa, kita makan hanya dua kali sehari, mengapa kebutuhan pangan kita malah naik? Bukankah seharusnya turun?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan orang berpuasa tidak mengurangi porsi makan hariannya. Frekuensinya memang berkurang jadi dua kali. Namun, dengan porsi yang lebih banyak, jadilah porsi harian yang sama atau bahkan lebih besar daripada porsi jika tidak sedang puasa.

Memang, ketika sahur kita mengantisipasi bahwa perut kita akan kosong selama sekitar 14 jam setelahnya. Begitu juga ketika buka, kita mungkin merasa sangat lapar dan haus sehingga cenderung 'balas dendam' melalui porsi buka. Namun, makan dan minum secara gelojoh bukannya tanpa konsekuensi. Lagipula, benarkah porsi makan yang lebih banyak melancarkan puasa kita? Atau sebaliknya?


Sebenarnya, menambah porsi makan dan minum selama puasa tidak akan melancarkan, justru memberatkan puasa kita. Mengapa? Penyebabnya adalah karena adanya pola produksi asam lambung di mana lambung akan mengeluarkan asam sebanyak kebutuhan pencernaan kita biasanya. Semakin banyak porsi makan kita, semakin banyak asam lambung yang akan diproduksi, termasuk selama lambung kita tidak terisi makanan.


Sumber : ramadan.detik.com

Tidak ada komentar: