Parahnya buku-buku tersebut diamini Kementerian Pendidikan
atau Depdiknas melalui panitia penilaian buku nonteks pelajaran. Setidaknya ada
tiga buku dengan isi cerita porno, yaitu "Tambelo -Kembalinya si Burung
Camar", "Tidak Hilang Sebuah Nama", dan "Ada Duka di
Wibeng", yang semuanya diterbitkan oleh Era Citra Intermedia Solo.
Pada buku "Tak Hilang Sebuah Nama" misalnya,
jelas-jelas menyinggung hubungan intim yang "aman" dari kemungkinan
hamil. Melihat isi buku tersebut, para pendidik SDN Popongan, Purworejo, Jawa
Tengah, langsung mengambil tindakan.
Menanggapi beredarnya buku bernuansa pronografi di sejumlah
sekolah di wilayahnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Purworejo Bambang Ariawan, Rabu (6/6), menandaskan tidak tahu menahu dengan
peredaran ketiga buku tersebut.
Heboh buku ajar sekolah dasar yang menganjurkan kekerasan
dan perselingkuhan juga pernah mendera di Ibu Kota melalui pelajaran pendidikan
lingkungan dan budaya Jakarta. Salah satunya memuat cerita tentang istri
simpanan dengan judul "Bang Maman dari Kalipasir". Buku-buku tersebut
langsung ditarik dari peredaran, namun tidak ada sanksi bagi mereka yang
membuat dan memprakarasi proyek buku ajar yang sama sekali tidak mendidik
tersebut.
Sumber: Liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar