Sabtu, 03 September 2011

Belajar Hidup dari Orangutan


Apa yang terpikir dibenak anda tentang orang utan?

Konon menurut para ilmuwan yang mendalami masalah permonyetan (primatologi), manusia itu genetiknya berdekatan. Malah ada yang bilang orangutan, gorilla atau simpanse, lebih dari 90 % sama dengan manusia. Oleh karena itu, percobaan berbagai jenis obat, sebelum dikonsumsi oleh manusia, dicobakan dulu ke monyet atau kera ini.


Sebelum diujicobakan ke bangsa primata, berbagai jenis obat sering diujicobakan ke tikus atau kelinci. Maka ada istilah "kelinci percobaan". Namun, berbagai jenis obat yang dicobakan ke tikus dan kelinci, mempunyai dampak yang tidak menggembirakan. Misalnya obat mual bagi wanita hamil, yang dicobakan ke kelinci, kemudian dikonsumsi oleh manusia (ibu hamil). dampaknya adalah cacat pada jabang bayi. Namun kini obat-obatan itu sudah aman, karena (konon) aman bagi "primata " percobaan.

Pada perang dunia ke II, monyet dijadikan "guru" bagi para serdadu Amerika. Misalnya (menurut catatan), serdadu yang terlibat perang di Pasifik, membawa beberapa ekor monyet (Monyet ekor panjang), dari Phillipina, dibawa ke Papua. Serdadu melihat jenis-jenis yang dimakan monyet, dan menirunya. Nah, kini monyet peninggalam serdadu itu, membawa masalah di Papua (termasuk Papua Indonesia), yang kini menjadi hama dan masalah bagi pertanian.

Kalau buah, rata-rata bisa dimakan, ada yang manis, sepat, asem, namun rupanya orangutan menyukai yang manis, seperti rambutan, duku atau durian. Bila pas musim durian (rupanya beberapa jenis binatang juga suka durian), maka kita harus hati-hati di seputaran pohon durian yang sedang berbuah. Apalagi bila sudah mulai masak dan jatuh. Di lantai hutan ratusan durian yang berserakan. Namun di sana juga berbagai jenis binatang ada. Mulai dari rusa, babi, orangutan ataupun beruang. Konon bila di Sumatera, lebih lengkap lagi binatangnya, ditambah harimau dan gajah. Plus manusia yang memakan segalanya, dan manusia merupakan "pesaing" utama bila musim durian. Berbagai jenis durian ada, mulai yang manis, sedikit pahit, gurih ataupun "hambar" tak berasa. Durinyapun ada yang panjang sekitar 5 cm lebih, atap yang pendek sesuai dengan yang biasa kita lihat.

Ada juga buah yang kulitnya sangat gatal sekali, namun bijinya gurih seperti kacang. Proses orangutan untuk mendapatkan biji tersebut, melalui proses, dengan meremas, atau menggosok gosokan di dahan, agar duri yang gatal terkelupas. Bukan main memang, orangutan yang hidup liar itu sudah memiliki cara untuk mendapatkan sesuatu.

Tapi ketika makan biji buah liar itu, bisa2 kita tertipu, hingga mual, muntah dan kepala pening sejenak. Rasanya memang manis, tetapi beberapa saat kemudian, mual dan muntah. Rupanya yang dimakan bukan daging buah tetapi biji. Tertipu.

Kulit pohon, juga sangat disukai, khususnya kulit pohon kampas. Pohonya besar. Kadang orangutan jantan seharian betah, mengelupas dan memakan kulit bagian dalam. Memang rasanya manis, banyak airnya. Dan tentu banyak energi yang dikandung, karena merupakan air yang berasal dari tanah dan mengalir ke atas untuk dirubah menjadi karbohidrat. Biasanya pada musim kemarau ketika buah-buahan tidak banyak, atau daun muda belum berkuncup atau bunya belum mekar, orangutan sering memakan kulit poohon ini.

Ada buah yang juga disukai orangutan karena "gurih" rasanya, yaitu buah yang memiliki kulit yang keras. Harus menggunakan parang atau batu atau palu untuk memecahnya. tetapi orangutan hanya dengan menggigit. Luar biasa kerasnya.

Ketika meneliti orangutan yang usai melahirkan. Sang Bunda hanya diam di sarang, sesekali jalan, hanya untuk mendapatkan daun tertentu. Konon daun itu juga digunakan orang pedalaman, untuk melancarkan atau mengeluarkan atau membersihkan rahim, bagi orang yang usai melahirkan. Memang perlu melakukan penelitian yang mendalam untuk beberapa jenis tumbuhan yang dimakan berbgai jenis satwa, khususnya primata.

Tak hanya daun, biji, buah, kulit dan bunga yang dikonsumsi kerah besar ini, tetapi juga jelutung. Jelutung adalah karet alam yang tumbuh di rawa-rawa. Getah karet alam ini. konon menjadi bahan dasar pembuatan permen karet. Orangutanpun, suka "mencicipi" getah yang manis itu.

Menurut Prof Birute Galdikas, peneliti orangutan sejak tahun 1971 ini, bahwa orangutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam regenerasi hutan, termasuk penyebar biji-bijian. Ada sekitar 40 jenis tumbuhan yang disebarkan bijinya oleh orangutan.

Masih banyak misteri flora di alam, yang belum semua diungkap, untuk mencukupi kebutuhan manusia, tak hanya obat-obatan tetapi juga sumber pangan yang diperlukan. Kehilangan hutan, sama halnya dengan hilangnya sumber daya alam hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal. Masih banyak jenis buah yang belum dibudi dayakan, atau tumbuhan lain yang bermanfaat.

Semoga lestari alam ini, bagi kehidupan flora dan fauna yang mempunyai manfaat bagi kehidupan kini dan yang akan datang.


Sumber : KASKUS.us

Tidak ada komentar: